RSS

Hei, kamu...


Cantik
Pintar
Kaya
Sempurna...

Begitu kamu, dimataku dulu

Entahlah, segalanya seakan membuat aku ingin jadi sepertimu. Mungkin kamu adalah cita-citaku yang nomor 1, sebelum cita-cita menjadi dokter itu terbersit di benakku.

Kita ini saudara, tapi kenapa jauh berbeda?
Kulitmu putih bersih, cantik mempesona, dan berkali-kali memenangkan lomba peragaan busana muslim di sekolah kita.
Dan aku selalu hanya memandangmu terpana, sesekali tersenyum bangga. "itu kakakku!" pekikku dalam hati sambil menyesali kenapa kulitku begitu gelap seperti Opa Ternate kita? kenapa tak sepertimu yang mewarisi kulit putih bersih Mbah yang berdarah Sunda?

Aku selalu ingin main di rumahmu...
Rumah megah berlantai tiga yang kala itu masih jarang orang memilikinya. Kamar rapi penuh boneka, lemari berwarna warni penuh baju-baju cantik. Aku selalu menikmati saat-saat harus tidur siang di kamarmu, bersamamu. Dan aku akan mencuri waktu sekedar hanya untuk naik-turun tangga ke lantai tiga, tak henti berkhayal andai itu rumahku sendiri. Dan jika sore tiba, saat-saat yang kunantikan, mandi di kamar mandimu yang luas dan bermain air bersama mu di 'kolam renang' kita. Ya, bathtub yang dulu belum pernah kulihat sebelumnya, aku akan berlama-lama di dalamnya. Kita ambil sabun-sabun wangi dan ciptakan kolam penuh busa.

Rumahku?
Aku bahkan hampir tak ingat kapan kita pernah bermain bersama disana.
Rumah kontrakan orangtuaku yang sepertinya jarang kaukunjungi.
Oh, sebentar...sepertinya aku ingat pernah satu kali kau kesana. Ya, kita bermain kuda-kudaan kayu milikku, lalu kutempelkan permen karet bekas kunyahanku ke rambut indahmu.
Ibu memarahiku saat itu. Rentetan omelan mengiringi usahanya melepaskan pekatnya permen karet dengan sisir dan minyak kelapa.

Usia kita hanya terpaut satu tahun.
Namun entah mengapa, sepertinya kau begitu cepat meraih dewasa, meninggalkanku yang masih asik dengan majalah Bobo dan Donal Bebek. Hingga akhirnya kita terpisah cukup lama, dan bertemu lagi kemudian di kota ini.
Yogyakarta.
Salam dan canda tak menghiasi pertemuan kita. Namun canggung luar biasa seperti tak pernah kenal sebelumnya. Tak dapat kulupakan ketika kita disuruh membeli bakso berdua. Diam sepanjang jalan, akhirnya terpecahkan saat di warung bakso kita sama-sama lupa disuruh beli bakso berapa.
Kita tertawa, dan mulai bertukar kata.
"nanti pingin kuliah dimana?" tanyamu.
aku hanya tersenyum sambil menjawab "ga tau..."
namun dalam hati terbersit rencana untuk kuliah di Jogja. Ingin mempelajari Public Relation. Iya, di universitas kota ini. Iya, di kampusmu. Dan iya, di jurusan yang sama dengan yang kaupilih.

Hari ini jemariku merangkai huruf dan kata tentangmu.
Tentang apa yang pernah kurasakan terhadapmu.
Tidak, bukan karena aku masih cemburu pada sempurnamu.
Hatiku tlah lupa akan rasa itu.
Hanya saja ada setitik rindu...
Ya, kita sudah sama-sama dewasa sekarang
Membayangkan dirimu yang pasti sedang 'membesar' karena usia kehamilan yang beranjak tua.
Menjangkau jarakmu dengan desiran doa..
Semoga sehat-sehat selalu kau disana..

Lalu kapan kita kembali jumpa?
:)




0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 #TheDunStory. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates